G Syariah Hotel – Lampung merupakan sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatra atau biasa dikenal sebagai gerbangnya Pulau Sumatra, Ibu kotanya terletak di Bandar Lampung. Provinsi ini memilki 2 Kota dan 13 Kabupaten. Dua kota itu adalah Kota Bandar Lampung dan Kota Metro.
Setiap daerah pastilah memliki tempat atau peninggalan bersejarah yang masih terjaga hingga saat ini, begitu juga di Provinsi Lampung menyimpan keunikan tersendiri di setiap daerahnya. Berikut adalah tempat-tempat peninggalan bersejarah yang ada di Lampung.
1. Situs Batu Bedil
Situs Batu Bedil merupakan peninggalan purbakala di Dusun Batu Bedil, Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus. Menurut sejarahnya, situs ini dinamai Batu Bedil karena warga setempat sering mendengar suara menyerupai senapan (bedil) dari satu menhir Batu Tegak tersebut. Menhir Batu Bedil memiliki ukuran lebar kurang lebih 109 cm, sedangkan tingginya mencapai sekitar 220 cm. Situs Batu Bedil diperkirakan berdiri sekitar akhir abad 9 atau awal abad 10.
Sebagai tempat wisata prasejarah, kompleks Situs Batu Bedil tertata rapi dengan pagar yang mengelilinginya. Tepat Keberadannya persis berada di tepi jalan, di tengah perkampungan, serta perkebunan milik warga. Konon, situs ini diyakini sebagai benteng tanah dan parit dari pemukiman manusia pada masa kuno.
2. Rumah Daswati
Rumah Daerah Swatantra Tingkat atau lebih dikenal Rumah Daswati merupakan rumah bersejarah yang ada di Provinsi Lampung. Rumah yang berada di Jalan Tulang bawang Nomor 11, Enggal, Bandar Lampung ini merupakan tempat dimana para tokoh merumuskan pembentukan Provinsi Lampung.
Rumah tersebut milik seorang tokoh Lampung, pada tanggal 7 Maret 1963 digunakan sebagai lokasi pertemuan dalam menaikkan status daerah Lampung menjadi provinsi atau saat itu disebut daerah swantantra tingkat I. Karena pada saat itu Lampung masih berstatus keresidenan, dan usai pertemuan itu, rumah tersebut dijadikan Kantor Panitia Daswati I.
3. Buay Pernong
Buay Pernong ialah rumah adat di Way Pernong, sebelum Liwa. Rumah adat ini dimiliki oleh keturunan Buay Pernong. Sebagian rumah adat ini masih asli, beberapa bagian sudah pernah direnovasi karena rusak saat gempa tahun 1993. Di sini terdapat meriam besar buatan zaman Belanda yang berasal dari Krui. Selain itu, banyak benda kuno seperti lemari dan kursi.
Di belakang rumah adat ini terdapat makam Raja Selalau ketiga dan penerusnya. Di atas batu-batu yang menutupi makam, terdapat berbagai tanda berbentuk seperti binatang atau lambang tertentu. Selain makam Raja Selalau, di dekat area makam juga terdapat semacam benteng tanah berbentuk parit sedalam 1,5 – 3 meter. Benteng ini mengingatkan pada benteng parit yang terdapat di situs Pugung Raharjo.
4. Masjid Jami’ Al-Anwar
Masjid Jami’ Al-Anwar merupakan tempat beribadah orang Islam yang tercatat sebagai masjid tertua di Provinsi Lampung. Masjid ini didirikan oleh Daeng Sulaiman, seorang warga Lampung keturunan Suku Bugis pada tahun 1888 silam. Masjid Jami’ Al-Anwar dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter, alamatnya berada di Jalan Laksamana Malahayati, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung.
Akibat letusan Gunung Krakatau, Masjid Jami’ Al-Anwar sempat rusak, namun bangunan ini kembali dibangun dan sampai saat ini masih digunakan bahkan kemudian berkembang menjadi pusat pengkajian ilmu Islam. Pada masa perjuangan kemerdekaan, masjid ini berperan sebagai basis perlawanan rakyat ketika Belanda menduduki Lampung.
5. Taman Purbakala Pugung Raharjo
Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah situs arkeologi yang berada di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Ditemukan pada tahun 1957, situs ini menjadi salah satu situs peninggalan sejarah yang sangat berharga. Situs arkeologi yang berupa taman Purbakala ini memiliki luas 30 hektar yang merupakan peninggalan zaman Hindu dan Budha.
Di dalam situs ini terdapat Arca, Prasasti, Batu Mayat atau Batu Kandang, Punden Berundak, Altar Batu, Batu Berlubang, Benteng Parit Primitif sepanjang 1,2 kilometer, dan Dolmen. Selain itu, beberapa keramik peninggalan dinasti Han, Sung, dan Ming masih bisa ditemukan di taman purbakala ini.
6. Museum Lampung
Museum ini dirintis pembangunannya sejak tahun 1975. Peletakan batu pertama Museum Lampung dilakukan 1978. Kemudian, Museum Lampung diresmikan pada taggal 24 September 1988 yang bersamaan dengan Hari Aksara Internasional. Museum ini terletak di Jalan ZA. Pagar Alam nomor, Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung
Museum ini berdasarkan data tahun 2011 menyimpan 4.735 buah benda koleksi. Koleksi Museum Lampung terbagi menjadi 10 jenis, yakni koleksi biologika, geologika, etnografika, historika, numismatika/ heraldika, filologika, seni rupa, teknografika, dan keramologika. Selain itu, berbagai benda peninggalan zaman prasejarah, zaman Hindu-Budha, zaman kedatangan Islam, masa penjajahan atau kolonial dan paska kemerdekaan yang ditampilkan pada bagian tersendiri.
7. Goa Warak
Goa bersejarah ini berada di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro. Goa ini menarik dikunjungi karena mempunyai nilai sejarah dibalut ceritanya yang melegenda. Konon katanya dahulu kala saat zaman penjajahan kolonial Belanda, Goa Warak ini adalah salah satu tempat persembunyian masyarakat Lampung khususnya warga Kota Metro dari kejaran para kolonial Belanda.
Untuk kedalaman goanya sendiri berkisar 10 meter dan dari bibir hingga mulut goa akan terus mengalami pendalaman, jika kita akan mengeksplorasi ke dalam goa harus ada peralatan khusus karena minim oksigen. Selain tempat wisata goa ini juga bisa dijadikan lokasi penelitian dan pusat edukasi sejarah di lampung.
8. Pemandian Sumur 7
Pemandian ini beralamat di Jalan Cipto Mangunkusumo, Gang Bonsai, Kelurahan Kupang Teba, Kecamatan Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung. Sumur 7 seperti namanya, sumur yang sudah ada sejak jaman dulu (perkiraan sudah ada sejak zaman Belanda) ini memiliki 7 sumber mata air yang airnya pun tidak pernah kering sampai di saat musim kemarau pun.
Konon katanya, air dari Sumur Tujuh ini berkhasiat dapat mengabulkan berbagai hajat orang. 7 sumber mata air tersebut memiliki air yang sangat jernih dan dapat diminum langsung. Diameter lebar dan kedalamannya pun berbeda-beda, tingkat kedalamannya bervariasi antara 50 cm sampai 1 meter, sedangkan diameter lebarnya antara 35 cm sampai 1 meter.
9. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah (batu tulis) yang terletak Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan. Batu tulis ini ditemukan 1996 yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti ini ditulis dalam 13 baris berhuruf Pallawa dan Bahasa Melayu kuno serta isinya hampir sama dengan Prasasti Karang Bilahi dari Jambi, prasasti-prasasti Kota Kapur dari Bangka Belitung, dan prasasti Bungku dari Lampung Timur yang berisikan kutukan tidak wajar patuh dan tunduk kepada penguasa Sriwijaya.
10. Talang Indah Pringsewu
Talang Air Pringsewu di Desa Fajaresuk sendiri merupakan sebuah jaringan irigasi yang dibangun pada tahun 1928 pada saat Pemerintahan Kolonial Belanda. Pada saat itu, untuk keperluan pertanian di Kabupaten Pringsewu, Belanda membangun jaringan irigasi pertanian.
Mengingat wilayah Pringsewu ini berbukit-bukit, dan antara satu bukit yang satu dan yang lainnya dipisahkan oleh lembah, maka dibangunlah jembatan berupa talang air untuk mengalirkan air dari bukit satu ke bukit lainnya.
Talang air yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda berupa besi yang dibentuk setengah silinder, lalu disangga dengan tiang-tiang besi yang cukup kokoh. Besi-besi penyangga ini ditanam dalam tanah yang dikasih beton sehingga tidak perlu diragukan lagi kekokohannya.
Sumber : lampuung.com