Lampung (PHU)—Mencuatnya berbagai berita pelanggaran layanan travel umrah baik yang memiliki izin sebagai Penyelenggara Perjalaan Ibadah Umrah (PPIU) maupun tidak berizin tidak menyurutkan bisnis syariah ini. Para pengusaha perjalanan wisata masih terus saja mengajukan perizinan PPIU ke Kementerian Agama. Saat ini tidak kurang dari 800 PPIU telah berdiri di seluruh wilayah Indonesia.

Seperti Ahad (04/02/2018) kemarin baru saja dilaunching PT. Mugi Rizky (MURIZ) sebuah travel umrah baru berpusat di Lampung. Selain Lampung MURIZ juga memiliki kantor pelayanan di Jakarta. Sebagai pendatang baru di dunia bisnis umrah, MURIZ cukup percaya diri.

“Kami baru memiliki izin operasional dari Kemenag 3 Januari lalu, tapi 23 Januari kami telah berhasil memberangkatkan 84 orang karena komitmen kuat kami mematuhi regulasi dan pelayanan terbaik,” ujar Hudaf Mandaga, Direktur Muriz saat peresmian yang dihadiri oleh Nizar, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan beberapa pejabat Kemenag RI di Lampung, Ahad (04/02/2018).

Bentuk komitmen layanan terbaik kepada jemaah, travel yang berkantor di Hotel Syariah Jalan Urip Sumoharjo No 182 Bandar Lampung ini menggandeng Garuda Indonesia Airline dan Saudi Arabian Airline.

“Jemaah akan kami terbangkan ke Arab Saudi melalui Jeddah. Maskapai yang kami pilih Garuda dan Saudi Air dengan rute Jakarta-Jeddah (PP),” lanjut Hudaf.

Selain itu Hudaf juga menjanjikan sarana transportasi terbaik, hotel berbintang empat, dan konsumsi citarasa Indonesia selama berada di Arab Saudi. Pembimbing ibadah professional juga disiapkan untuk memberikan bimbingan manasik dan selama beribadah di Ara Saudi.

Sedangkan Nizar dalam sambutannya berpesan agar Muriz benar-benar menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan. Menurutnya, ketika sudah menyatakan sebagai biro perjalanan umrah, maka harus siap dengan segala sesuatu terkait bisnis syariah tersebut.

“Mulai dari akadnya harus jelas antara jamaah dan penyelenggara. Jangan hanya berorientasi pada keuntungan. Tapi lebih pada layanan yang memuaskan jamaah. Kemudian komunikasi yang intensif dengan jamaah mulai dari saat persiapan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penipuan dan lainnya,” jelasnya. Sumber : haji.kemenag.go.id/v3/